top of page
Search
Writer's picturedwimawarp28

Bangku Tua Serba Tahu


Pagi-pagi sekali dia menyelipkan surat dibuku Emma, gadis itu memang selalu membiarkan buku tulis itu dilaci, tidak hanya buku, Emma juga meningglkan sisir dan cermin dilaciku. Namun, aku senang akhirnya dia mendapat kiriman surat kembali. Sang pengirim surat itu selalu datang pagi-pagi buta disaat kelas masih kosong melompong setelah misinya selesai dia pergi entah kemana. Saat itu sudah menunjukan pukul setengah tujuh pagi, penghuni kelas XII pun berdatangan termasuk teman sebangku Emma; Inez.

"Eh Emma, tumben lo udah dateng." Sapa Inez sambil meletakan tas ranselnya.

"Mana ada, emang biasanya gue dateng lebih pagi kali." Jawab Emma.

"Emma, gue pinjem cermin dong."Pinta Inez sambil tersenyum.

"Bentar ya, gue ambilin." Jawab Emma sambil merogoh laci, namun saat ia meraih cermin itu buku tulisnya terjatuh. 

"Eh, buku lo jatuh tuh." Kata Inez sambil meraih cermin dari tangan Emma.

"Gara-gara lo, nih." Jawab Emma sambil tertawa kecil, lalu secarik kertas berwana merah jambu  warna kesukaannya, terlihat diantara halaman buku tulis itu. Emma mengambilnya dan membaca.

Jangan kau membandingkanku dengan katredal dan istiqlal

yang saling berdampingan namu tetap harmonis

Tidak ada hati yang harus dikorbankan

Namun,

Jika mereka diberi nyawa

Mungkin saja katredal akan bicara

"Hai istiqlal, aku mencintaimu."

Dan aku ingin berbicara sama seperti katredal.

"Hai Emma, aku mencintaimu."

Sebagai bangku tua aku telah menjadi saksi Emma saat ia senang, sedih, dan gelisah. dan aku tahu siapa pengirim surat itu.

"Kenapa?" Tanya Miko.

"Dapet surat, tapi ga tau nih dari siapa." Jawab Emma.

"Oooh." Jawab Miko datar, lalu melengos meninggalkan Emma.

Ya, dia adalah Miko, salah seorang sahabat Emma yang menyukainya. Namun, ada suatu hal yang harus dijaga oleh Miko; hubungan dan keyakinan. Maka ia memilih untuk mengorbankan hatinya. 



7 views0 comments

Recent Posts

See All

BERSUARA

Comments


Post: Blog2_Post
bottom of page