Banyak sekali gue dengar tentang kesetaraan gender. Womens are equal.
Nggak ada yang salah memang tapi ada yang mengganjal menurut gue. Bagaimana bisa kesetaraan gender bisa dianggap sama sebagai emansipasi? Padahal secara definisi keduanya jelas berbeda. Emansipasi wanita artinya memberikan hak yang sepatutnya diberikan khusunya untuk wanita yang sebelumnya hak tersebut diabaikan atau dirampas. Emansipai yang digaungkan oleh R.A Kartini pada saat itu adalah hak pendidikan untuk kaum wanita, namun juga hak asasi manusia (humans rights) baik itu hak hidup, hak berbicara dan lainnya.
Kesetaraan gender artinya keadaan dimana anatara pria dan wanita adalah sama baik dari segi peran dalam masyarakat, sifat, hak hukum dan kualitas hidup. Bisa dibilang kesetaraan gender adalah wanita sama dengan pria. That's it. Menurut gue kedua hal tersebut adalah dua hal yang berbeda. Emansipasi adalah bentuk pemberian hak kepada wanita untuk bisa mengembangkan potensi diri, supaya kami para wanita bisa berkerjasama dengan para lelaki dalam pembangunan negara. Sedangkan kesetaraan gender adalah sama antara wanita dan pria, lu menyamakan kodrat. Padahal secara fisik pun nggak bisa kita samakan, secara psikologis pun sangat berbeda.
Jadi menurut gue yang kami (perempuan) butuhkan bukan persamaan melainkan keadilan. Konsep adil dan setara menurut gue berbeda dan bertolak belakang. Adil artinya ketika lu memberikan apa yang dibutuhkan, memberikan pada tempatnya dan memberikan hak kepada yang berhak. Kalo kesetaraan lu memberikan hal yang sama pada 2 hal yang berbeda. Contohnya gini, dalam dunia kerja apakah ada perempuan yang sedang hamil, pms diberi toleransi jam kerja atau cuti sampai kondisinya memungkinkan untuk bekerja bukan malah dianggap mengurangi atau mengganggu produktivitas peusahaan. mungkin hal itu udah banyak diterapkan tapi mungkin nggak semua perempuan diberi cuti hamil dan melahirkan.
Setiap hari gue belajar nggak semua perempuan diperlakukan dengan baik, tapi malah dilecehkan. Nggak semua perempuan punya akses mendapat pendidikan. Nggak semua perempuan punya orang tua yang mensupport bahwa perempuan bisa menjadi apa yang kita mau. Nggak semua perempuan bisa mewujudkan cita-citanya karena gender menjadi penghalang. Nggak semua perempuan didukung untuk sekolah, tapi malah diburu-buru menikah. Nggak semua perempuan didukung untuk menaklukan dunia, tapi disuruh berdiam diri di rumah. Nggak semua perempuan merasakan adil dan mendapatkan haknya. Untuk semua perempuan, mari berkontribusi untuk negeri selagi kita memiliki kesempatan untuk mengalahkan dunia. Jangan meminta keadilan jika enggan berkontribusi.
Comentários